MIDI LENGKAP GRATIS

Wednesday, July 8, 2015

GITAR BUATAN ANAK BANGSA YANG TERSOHOR HINGGA KE MANCA

Setelah saya kupas beberapa merk gitar buatan negeri orang...kini tiba saatnya untuk mengupas gitar buatan anak negeri...yang kualitasnya tak kalah sama gitar brand buatan manca...
Berikut beberapa merk gitar lokal..yang saya rangkum dari pelbagai sumber..

Siapa bilang anak negeri tak mampu berprestasi..
Ini buktinya...
Cekidot.....

1.Gitar RADIX buatan tangerang.

radix guitar di indonesiaproud wordpress com
Anda penggemar gitar? Pernahkah anda mendengar atau mengetahui merek Radix? Gitar lokal produksi Tangerang, Banten ini ternyata sudah menembus pasar Eropa. Tiap bulan produk Radix dikirim ke sebuah distributor gitar di Belanda. Di balik kesuksesan Radix, ada sebuah cerita panjang.
“Awalnya saya ingin beli gitar. Tapi untuk gitar kualitas bagus harganya mahal dan budgetnya tidak mencukupi. Lantas saya berpikir, kalau orang lain bisa membuat gitar, mengapa saya tidak? Saya ini memang orangnya suka ngoprek,” kata Toein Bernadhie Radix, sang pemilik.

Toein kemudian membeli berbagai bahan dan alat untuk membuat gitar. Ternyata membuat gitar tidak semudah yang dibayangkannya. Sempat beberapa kali mencoba dan gagal, akhirnya dia berhasil membuat gitar sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Tapi, uang yang dia keluarkan justru berlipat dari harga gitar yang diinginkan.
“Waktu itu gitar yang saya inginkan itu harganya sekitar Rp 8 juta. Itu untuk kualitas yang bagus. Nah, dari coba-coba bikin sendiri itu justru habis sekitar Rp 20 juta. Tapi puas dan saya jadi bisa membuat gitar,” kenangnya.
Dari coba-coba tersebut kemudian Toein berpikir ingin dan harus membuat gitar untuk dikormesialkan. Sebab, uang yang dia keluarkan untuk eksperimen cukup besar.
Pada 2003, ia memulai usaha produksi gitar. Toein berkenalan dengan Ridho dan berkolaborasi untuk mengembangkan gitar dengan merek Marlique.
Perlahan tapi pasti usaha Toein yang berkolaborasi dengan Ridho berkembang dan bisa memproduksi hingga 200 gitar elektrik per bulannya. Namun, pada 2008 terdapat perbedaan visi antara Toein dan Ridho yang akhirnya membuat kongsi mereka bubar dan merek Marlique tidak dilanjutkan. Terlanjur cinta dengan usaha produksi gitar, Toein kemudian membuat brand sendiri, yakni Radix, yang diambil dari nama belakangnya.
toein radix di indonesiaproud wordpress com“Waktu itu berat juga, karena harus memulai dengan brand baru. Meski jaringan bisnis ada, tapi tetap harus memulai dari awal, termasuk pembayaran dari distributor yang mundur,” kata Toein.
Meskipun terasa berat harus mulai membangun brand dari awal,  Toein tak patah arang. “Saat itu saya berpikir, untuk brand baru ini saya harus meningkatkan kualitasnya. Tapi harga tidak boleh naik,” katanya.
Meskipun margin keuntungannya menurun, tapi cara ini berhasil. Brand Radix mulai menanjak di pasaran Indonesia. Melalui promosi via website, pasar Radix semakin melebar. Beberapa butik musik di Eropa mulai menjadi pelanggan Radix hingga akhirnya ia bekerja sama dengan distributor dari Belanda.
“Sebelumnya sudah ada beberapa pembeli dari Finlandia, Swedia dan beberapa negara Asia. Tapi mereka pesanannya tidak rutin tiap bulan kita tidak bisa mengontrol harga. Pada 2012 lalu kita kerjasama dengan distributor dari Belanda dan saya bisa ikut mengontrol harga. Saya tidak mau harga gitar Radix terlalu mahal,” katanya.
Nama Radix sekarang memang sudah dikenal di Indonesia maupun di mancanegara. Salah satu cara Toein untuk mempromosikan Radix adalah dengan cara bekerja sama dengan para gitaris. Beberapa nama beken pun menjadi pengguna Radix seperti Bluey Incognito, Buluk Superglad, Eet Sjahranie Edane, Edwin Cokelat, Farri Ikhsan the SIGIT, Iwan St Locco, Rama Nidji dan Sony JRocks.
Cara tersebut ternyata sangat efektif untuk meningkatkan pamor Radix. Toein sendiri mengaku hanya sekali memasang iklan di media cetak. Selebihnya menggunakan cara kerja sama untuk branding produknya dan ternyata sukses.
Saat ini produksi Radix sekitar 120 gitar per bulan dan 50% dipasarkan di Eropa. Omzetnya menacapai Rp 250 juta per bulan, tapi itu tak membuat Toein berpuas diri. Ia berencana mengembangkan produknya, yaitu gitar akustik dan ia sudah survei untuk bekerja sama dengan perajin kecil di daerah Solo.
“Rencananya tahun ini mulai produksi gitar akustik. Bekerja sama dengan perajin di Solo. Segmennya kelas menengah ke atas agar tidak mematikan perajin kecil di sana. Kalau menengah ke bawah itu rezeki mereka,” tutup Toein

2.Gitar Genta
   Produk lokal..tapi berkualitas internasional.. 
Satu lagi yang membuat kita bangsa Indonesia patut berbangga. Gitar Genta gitar asli buatan Indonesiamampu di sejajarkan dengan gitar-gitar berkualitas buatan luar negeri. Gitar Genta di produksi di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Di produksi oleh PT. Genta Trikarya. Anda bisa membuka website resminya diwww.gentaguitar.com.

Sejarah gitar Genta di mulai dari seorang bernama Ki Anong Naeni, seorang empu gitar dari Bandung. Pada awalnya beliau adalah seorang ahli mekanik dan elektronik. Beliau sempat bekerja pada sebuah pabrik mesin milik perusahaan Belanda pada tahun 40-an. Dan sempat pula bekerja di pabrik Nasional Gobel. Dan kemudian bersama sahabat beberapa orang, beliau mendirikan pabrik gitar Genta dan beberapa pabrik gitar lainnya di daerah Bandung. Kemudian beliau bertemu dengan Raden Mahyar dan membuat gitar 17 fret yang hanya di buat 3 buah saja. Konon gitar tersebut satu telah dibawa ke Perancis, satu lagi dibawa ke Malaysia, dan satu lagi masih ada di keluarga Raden Mahyar di Bandung. Saat ini beliau sedang istirahat bekerja dari tempat workshopnya (secco handmade guitar) di Jalan Tanjung 13 Bandung karena sudah mulai sakit dan harus lebih banyak istirahat.


Ki Anong Naeni

Namun sayang, saat ini produsen gitar lokal sedang bersaing dengan produsen gitar asal Korea dan China. Karena mereka memborong kayu-kayu lokal terbaik untuk pembuatan gitar. Para produsen lokal kalah bersaing karena para produsen asing berani membeli kayu dengan harga yang lebih mahal. Padahal dari segi kualitas Gitar Genta jauh melebihi gitar-gitar buatan Korea dan China. Kualitas Gitar Genta bisa di sejajarkan dengan gitar-gitar buatan inggris. Oleh karena itu Gitar Genta sudah sejak lama dipercaya untuk membuat gitar-gitar merk internasional sepertiBrunswickTimberlineFaith, danBabicz. Berikut proses pembuatan gitar Genta :



Beberapa musisi yang tercatat pernah menjajal gitar Genta di antaranyaPretenders, Tim Palmieri, Steve Wilson, Nugie, Ireng Maulana, Pongki, bahkan presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono juga menggunakanya.

Berikut beberapa koleksi gitar Genta :


Genta Classic


Genta Folk


Genta Jazz


Genta Bass

sumber : gentaguitar.com
com


3.Gitar RICK HANES YANG MENDUNIA 



gitar_Utama
Pernah tahu gitar Rick Hanes? Ya, gitar elektrik ini berbeda dengan jenis gitar elektrik lainnya. Gitar Rick Hanes tidak menggunakan efek untuk menghasilkan distorsi nada. Namun, gitar jenis ini sebagai penghasil suara menggunakan gadget, kebetulan adalah gadget keluaran Apple.
Berkat inovasi itulah yang mengantarkan gitar  produksi Tambak Sawah, Waru, Sidoarjo tersebut mendapat tempat terhormat dalam belantika musik dunia. Hal ini terlihat dari prestasi yang di raih gitar Rick Hanes dalam salah satu event tahunan, Rick Hanes meraih 4 gelar dan predikat Guitar of The Year 2012 oleh www.guitar-planet.co.uk. Bukan hanya itu, pada kesempatan tersebut Rick Hanes berhasil menggusur Gibson, Fender, dan Ibanez yang lebih dulu dikenal di dunia.
Di balik kesuksesan Gitar Rick Hanes, adalah lelaki bernama Doddy Hernanto atau akrab dipanggil Mr. D. Dalam menciptakan karyanya ini Mr. D dibantu adik iparnya, Tommy Kaihatu. Dimana usaha yang dijalankannya baru 2 tahun itu bisa bersaing dengan brand ternama yang ada didunia. Mr. D selaku VP Artist Relationship and Business Development, Rick Hanes, menyatakan, gitar yang diproduksi lima seri tersebut fokus mengincar pasar Amerika dan Eropa sehingga penghargaan ini merupakan kebanggaan tim produksi Rick Harnes.
Sebelum menjalankannya, Mr. D dan Tommy melakukan riset selama dua tahun untuk bisa belajar dan menghasilkan gitar dengan kualitas baik. Dia merasa mendapat banyak pelajaran berharga dari studinya itu. Mulai bahan baku sampai pemilihan nama merek, juga proses pembuatannya. Setelah riset dirasa cukup, Mr. D merumuskan kembali konsep gitar idamannya bersama sang adik, Tomy. Dari situ, tercetuslah nama brand produk kebanggaan mereka, yakni Rick Hanes.
gitar_5Pria asal Surabaya ini, selain piawai bermain gitar menggunakan satu jari merupakan pencetus ide, untuk mengintegrasikan iPhone atau iPod Touch ke dalam sebuah gitar. Mr. D sendiri merupakan endorser gitar merk Rick Hanes “Mr. D Series”, yang satu-satunya di dunia mengintegrasikan gadget secara langsung pada bodi gitar. Smartphone ternyata dapat mengganti fungsi part penunjang (seperti efek), dalam menghasilkan bebunyian yang tak mungkin bisa dihasilkan dari gitar konvensional, cara ini hanya bisa dilakukan pada gitar-gitar yang telah di konversikan dengan fungsi aplikasi pada Smartphone. Dia menambahkan, di Indonesia gitar jenis ini dikembangkan melalui tangan Thomas Kaihatu, sudah mulai diproduksi masal dan merupakan salah satu produk dari gitar Rick Hanes.
Sejauh ini, pihak Mr. D masih berusaha untuk terus mengembangkan perusahaan salah satunya memproduksi gitar case, selain itu Mr. D ingin menciptakan gitar dengan menempelkan dua device yaitu ipad dan ipod pada gitar. yang tentunya optimistis mampu menggeser pesaing industri gitar asing yang banyak dipakai masyarakat Indonesia. Mr. D menegaskan, gitar yang diproduksi di kawasan Tambak Sawah Sidoarjo Jatim tersebut adalah murni buatan tangan masyarakat lokal di Indonesia khususnya Jatim. Ia berharap agar semakin banyak karya-karya anak bangsa yang kreatif bisa di kenal dunia.
Untuk menjaga kualitas, kata Doddy pabrik gitar biasanya menerapkan tiga hal penting dalam produknya. Yakni, play ability, sound character, dan estetika. Namun, baginya, itu belum cukup. Karena pihaknya juga menambahkan dua unsur yang tidak kalah penting. Yaitu, durability dan strength.
Begitu juga dalam teknologi, mereka ingin menjadi pionir sebagai produsen gitar canggih. Karena itu, Doddy selalu memberikan space dalam produknya untuk dihubungkan dengan teknologi terkini. Yang terbaru, mereka bekerja sama dengan Seymour Duncan, perusahaan pembuat teknologi gitar dan efek ternama asal AS.
Teknologi itu sudah dirasakan banyak gitaris andal Indonesia. Di antaranya, dewa gitar Indonesia I Wayan Balawan, Taras Bistara (gitaris TRIAD), Aji Broken Bone, Donny Suhendra, dan Irul Five Minutes. “Yang cukup membanggakan, pabrik kami sempat dikunjungi dan dipuji Buddy Blaze, perancang gitar Jimmy Page dari Led Zeppelin. Karena itu, saya berharap kita mau mencintai produk negeri sendiri. Sebab, belum tentu produk dari negara maju lebih hebat dibanding karya anak bangsa,” paparnya.

4.Gitar Stranough
USAHA GITAR STRANOUGH BERMODAL RP 7 JUTA
Kenekatan Muhammad Satria Nugraha menjual sepeda motornya seharga Rp 7 juta untuk berbisnis gitar berbuah keberhasilan. "Stranough", begitu dia memberi nama merek usahanya, kini berkembang besar.

Pada 2003, Hanung Squad, begitu dia biasa disapa, akhirnya membuat usaha gitar kecil-kecilan. Berbekal pengetahuannya tentang gitar, dia bersama rekan-rekan pemain gitar juga menjalani usaha tersebut. Pada 2005, "Stranough" resmi menjadi perusahaan berbadan hukum.

"Hanung sudah mulai sejak tahun 2003. Mula-mula usaha gitar custom ini hanya berjalan kecil-kecilan. Tapi semua serba kebetulan. Kami bisa jadi seperti sekarang ini,” kata Denny, sahabat Hanung, sekaligus manajer saat ini.

Menurut Denny, pada dasarnya Stranough berprinsip bekerja sambil belajar. Tidak ada pendidikan khusus yang dienyam tiap pembuat gitar di sana. Semua pembuat gitar di Stranough rata-rata mantan pemain gitar.

Tidak hanya mencakup pasar dalam negeri, pasar dunia juga sudah mulai dirambah toko gitar custom satu ini. Negara-negara seperti Belanda, Jepang, serta Singapura sudah menjadi langganan gitar buatan Stranough.

“Ekspor kita mulai sekitar tahun 2007. Negara pertama tempat gitar buatan kita diekspor adalah Belanda. Serba kebetulan memang, kami bertemu konsumen di dunia maya. Kami tawari, dan mereka tertarik. Konsumen tersebut masih memesan hingga saat ini,” tambah Denny.

Terhitung tujuh tahun sejak didirikan, Stranough dapat dikatakan memiliki kemajuan sangat pesat. Pasalnya, penjualan gitar custom buatannya bisa terjual rata-rata 70 per bulannya. Dengan penjualan gitar sebanyak itu, Stranough bisa menghasilkan keuntungan rata-rata Rp 300 juta tiap bulan.

Akan tetapi, kata Denny, kegiatan ekspor belum bisa dimaksimalkan, karena kini sedang merancang gitar massal untuk memenuhi tuntutan konsumen yang semakin lama semakin banyak.

“Untuk 'mass product' sedang kami rancang. Jika sudah tercapai, kami bisa menghasilkan satu gitar per 15 menitnya. Kalau konsumen terlalu lama menunggu juga kasihan,” kata dia.

Jika itu terwujud, maka akan menjadi hal yang berbeda dengan pembuatan gitar di sana selama ini yang dibuat dengan keterampilan tangan.

“Hingga saat ini pembuatan gitar masih 'hand made'. Itu memakan waktu yang agak lama. Jika menggunakan mesin, kami bisa peroleh satu gitar per 15 menitnya,” kata dia.

Denny pun menambahkan, prioritasnya adalah akurasi tiap-tiap gitar yang diproduksinya. Percuma jika hanya menghasilkan banyak barang tapi hasilnya tidak memuaskan.

Keunikan gitar custom ini ada pada karakter masing-masing orang yang hendak membuatnya. Setiap orang, menurutnya, jiwanya berbeda-beda. Untuk itu gitar ini cukup digandrungi oleh kaum muda.

“Kebanyakan problem utama ada pada warna gitar itu sendiri. Kebanyakan orang datang dengan menginginkan warna-warna yang tidak disediakan vendor-vendor gitar kebanyakan. Merah muda misalnya,” kata dia.

Tidak hanya itu, pilihan bahan juga menjadi alasan konsumen untuk membuat gitar custom. Bahan baku gitar yang bisa dikombinasikan satu sama lain bisa menghasilkan kreasi tersendiri dalam setiap produksinya.

Lebih dari itu, Stranough bukan tanpa kendala. Seringkali konsumen merasa tidak puas dengan gitar buatan perusahaan itu. Namun, menurut Denny, hal tersebut ada pada masalah setting gitar yang dikehendaki tiap pemainnya.

“Bohong jika kami tidak pernah mendapat komplain dari konsumen. Tapi sejauh ini, konsumen biasanya komplain mengenai melesetnya settingan gitar yang hendak dibuatnya. Tapi biasanya kami langsung benahi,” katanya.

Untuk persaingan usaha, Denny juga yakin, pasar gitar custom buatan Stranough masih tidak ada saingan. Pasalnya, kebanyakan toko pembuat gitar yang ada di Bandung tidak mengambil segmen anak muda.

“Segmen yang kami sasar adalah anak-anak muda. Di Bandung, kebanyakan pembuat gitar custom tidak menyasar segmen tersebut. Namun sekalipun ada, kami siap bersaing,” kata dia membedakan kreativitas kelompok dia dengan sesama pembuat gitar di Bandung.

Keberhasilan Stranough dalam berwirausaha di bidang gitar custom ini pun membuatnya dinobatkan menjadi salah satu enterpreneur terbaik versi Mandiri Fiesta serta Dji Sam Soe

Sumber: antarajawabarat.com

Nahh..itu lah beberapa merk gitar buatan anak bangsa yang bisa disejajarkan dengan gitar gitar buatan mancanegara... 
Silahkan bro n sist pilih sendiri..
Mau yg produk lokal..monggo..
Mau yg buatan luar negeri ya silahkan...
Tp jangan lupa..
Bersikaplah bijaksana sesuai isi dompet anda...:-D








No comments:

Post a Comment